Beratnya Kalimat Laa Illaaha Illallah
Bersama Pemateri :
Ustadz Ahmad Zainuddin
Beratnya Kalimat Laa Illaaha Illallah adalah ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Fathul Majid Syarh Kitab At-Tauhid. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc. pada Rabu, 22 Safar 1443 H / 29 September 2021 M.
Kajian Tentang Beratnya Kalimat Laa Illaaha Illallah
Dari Abu Sa’id Al-Khudri, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
قال موسى: يا رب علمني شيئا أذكرك وأدعوك به. قال: قل يا موسى: لا إله إلا الله، قال: كل عبادك يقولون هذا. قال: يا موسى لو أن السماوات السبع وعامرهن غيري والأرضين السبع في كفة، ولا إله إلا الله في كفة، مالت بهن لا إله إلا الله
Nabi Musa ‘Alaihis Salam berkata: ‘Wahai Tuhanku, ajari aku sesuatu yang aku mengingatMu dan berdoa kepadaMu dengannya.’ Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ‘Katakanlah wahai Musa, Laa Ilaaha Illallah.’
Nabi Musa ‘Alaihis Salam berkata: ‘Setiap hamba-hambaMu mengucapkan ini.’ Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ‘Wahai Musa, jika langit tujuh lapis dan seisinya selainKu, dan bumi tujuh lapis diletakkan di satu daun timbangan sedangkan Laa Ilaaha Illallah, maka akan Laa Illaaha Illallah lebih berat. (HR. Ibnu Hibban, Hakim, dan dishahihkan oleh beliau)
Di dalam hadits ini terdapat pelajaran bahwa orang yang berdzikir hendaklah mengucapkannya seluruhnya “Laa Illaaha Illallah” dan tidak hanya mengucapkan lafadz Al-Jalalah (Allah) saja, tidak juga tidak menyebutkan (هو) sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang belum faham dari kaum tasawuf, karena hal tersebut adalah perbuatan bid’ah dan menyimpang.
Manusia (bahkan seluruh alam semesta) dalam keadaan sangat mendesak memerlukan Laa Illaaha Illallah sampai tidak ada batasan untuknya. Maka Laa Illaaha Illallah adalah dzikir yang paling banyak, paling mudah, paling agung. Orang-orang yang belum mengetahui berpaling dari dzikir ini kepada doa-doa bid’ah yang tidak ada dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Nabi Musa saja diberikan amalan oleh Allah untuk mengucapkan Laa Illaaha Illallah. Maka semestinya kaum muslimin sering-sering mengucapkannya.
Dari Abdullah bin Amr, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
أن نوحاً عليه السلام قال لابنه عند موته : “آمرك بلا إله إلا الله، فإن السموات السبع والأرضين السبع لو وضعت في كفة، ولا إله إلا الله في كفة رجحت بهن لا إله إلا الله ، ولو أن السموات السبع والأرضين السبع كن حلقة مبهمة لقصمتهن لا إله إلا الله
“Bahwa Nuh ‘Alaihis Salam berkata kepada anak laki-lakinya saat anaknya mau meninggal, Aku perintahkan engkau mengucapkan ‘Laa Ilaaha Illallah’, karena sesungguhnya tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi jika diletakkan di daun timbangan dan diletakkan ‘Laa Ilaaha Illallah’ di daun timbangan yang lain, maka ‘Laa Ilaaha Illallah’ lebih berat. Dan jikalau tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi adalah rantai yang bersambung-sambung, maka akan dipecahkan oleh ‘Laa Ilaaha Illallah’.” (HR. Ahmad)
Laa Ilaaha Illallah lebih berat karena di dalamnya terdapat peniadaan kesyirikan dan mentauhidkan Allah yang dia adalah amalan paling utama. Ini adalah pondasi dasar agama dan kepercayaan. Maka siapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan ikhlas, dengan keyakinan, mengerjakan konsekuensi-konsekuensinya, keharusan-keharusannya, hak-haknya, dan istiqamah diatas itu, maka tidak ada yang bisa melawan timbanganya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengucapkan: ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka istiqamah, maka tidak ada rasa takut atas mereka, dan mereka tidak mempunyai kekhawatiran.” (QS. Al-Ahqaf[46]: 13)
Hadits ini menunjukkan bahwa Laa Ilaaha Illallah adalah dzikir yang paling utama. Seperti hadits Abdullan bin Amr Radhiyallahu ‘Anhu yang diriwayatkan secara marfu’,
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Doa paling baik adalah doa pada hari Arafah, dan sebaik-baik apa yang aku ucapkan dan Nabi-Nabi sebelumku adalah ucapan: ‘Laa Ilaaha Illallah, tidak ada sekutu bagiNya, bagiNya kerajaan, bagiNya segala puji dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu’.” (HR. Imam Ahmad dan At-Tirmidzi)
Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari kita download dan simak mp3 kajiannya.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50781-beratnya-kalimat-laa-illaaha-illallah/